Rezeki: Setengah Kosong Setengah Isi

Pernah baca buku Setengah Kosong Setengah Isi karya Parlindungan Marpaung? Kalau saya sendiri sih belum. (hehe). Tetapi Alhamdulillah saya pernah bertemu langsung dengan penulisnya ketika menjadi panitia sebuah pelatihan di PT.Kereta Api Indonesia. Dan ternyata beliau (penulis SKSI:red) adalah seorang karyawan di PT.KAI. Saya tidak akan membicarakan isi buku tersebut, apalagi penulisnya (yaiyalah), saya hanya menyukai judul buku tersebut yaitu Setengah Kosong Setengah Isi. Why? kalimat tersebut memberikan suatu cara bagi kita dalam menilai suatu masalah, yakni dengan positif thinking kah? atau negatif thinking kah?
semua itu tergantung apa yang kita yakini. Betul tidak?

Beralih kepada konsep rezeki, mengapa saya menganggapnya setengah kosong setengah isi? ya, karena kadang kita memandang rezeki sebagai setengah kosong setengah isi. Kebanyakan dari kita sibuk untuk menunggu dan menantikan rezeki yang akan datang kepada kita.  Karena sibuk menghitung-hitungnya, maka kita lupa untuk mengkalkulasi apa yang sesungguhnya telah kita terima. 
Kebanyakan dari kita juga menganggap rezeki adalah sebuah angka atau nominal yang selanjutnya dikaitkan dengan selembar kertas bernama uang. Wajar memang, karena uang dengan sangat mudah kita hitung. Berbeda dengan rezeki lain yang "kasat mata" alias "tidak tampak". Seperti, kesehatan, keamanan, kenyamanan, kecerdasan, dan lain sebagainya. 

Tidak banyak orang yang menyadari bahwa rezeki itu sedang berada disekitarnya bahkan didalam dirinya. Jika saat ini kita masih mampu bernafas dan melakukan banyak aktifitas dengan begitu mudahnya, maka sesungguhnya kita sedang menerima rezeki yang tidak putus-putusnya dari Alloh SWT. Sebagai seorang Young Wife dan Young Mom pun saya menyadari begitu banyak rezeki yang saya terima dari Alloh SWT. bukan berupa nominal uang memang, namun jika dikonversi dengan mata uang rezeki yang saya terima itu sangatlah besar. Contohnya ketika saya hamil dan melahirkan hingga menyusui sekarang. Alhamdulillah kehamilan saya tidak mengalami gangguan sedikit pun. Padahal diluar sana banyak sekali wanita hamil yang harus berjuang mati-matian mempertahankan kehamilannya agar selalu sehat bahkan hingga harus dirawat di rumah sakit. Tentunya cost rumah sakit tidaklah murah. Kemudian saat melahirkan, tidak sedikit wanita yang melahirkan dengan cara caesar karena faktor kondisi tubuh ibu, kondisi bayi, dan lain sebagainya. Tentunya ini juga mengeluarkan cost yang tidak sedikit dibandingkan melahirkan dengan cara normal. Selanjutnya pada saat menyusui. Disaat banyak ibu yang memberi buah hatinya susu formula (yang tentunya tidak murah harganya), justru Alloh memberikan ASI yang melimpah bagi bayi saya. 

Subhanallah... Wal Hamdulillah.. Alloh telah memberikan banyak rezeki kepada saya. Yang mungkin jika dikonversi kedalam bentuk uang memiliki nominal yang sangat tinggi. Maka dari itu, saya menyebut rezeki itu setengah kosong setengah isi. Yakni menghitung yang akan datang (belum ada) atau mensyukuri yang sudah kita terima (walaupun bukan dalam bentuk uang). 

"....dan jika kamu bersyukur maka akan Ku tambahkan. Dan jika kamu kufur, maka azabku sangat perih" (Al-Qur'an)

Ramadhan Pertama #2 (episode KKN)

Saya menulis catatan ini disela-sela Kifah yang lagi bobo dipangkuan karena hidungnya yang mampet karena flu (get well soon ya my son). Episode KKN ini saya dedikasikan untuk mata kuliah 2 sks yang menyita banyak energi, waktu, dan juga materi *lebay. Ya bagaimana tidak, kita harus terjun ke lapangan (tepatnya ke sekolah) untuk mengabdi kepada masyarakat berbekal ilmu yang kita dapat di bangku kuliah dengan dana swadaya dan seadanya. 

Dari Cisarua ke Sarijadi

Waktu itu kehamilan saya memasuki usia 34 minggu, tandanya sekitar 2 minggu lagi saya akan memasuki detik-detik melahirkan (lagi deg-degan nih ceritanya). Dan pada saat yang bersamaan pendaftaran KKN online dibuka. Otomatis saya harus segera mendaftarkan diri. Namun, karena sistem on line ini "agak bermasalah" banyak yang mengeluhkan tentang susahnya log in dan mencari lokasi KKN termasuk saya. Saya berencana untuk KKN di daerah yang berdekatan dengan rumah ibu di geger kalong. Karena prediksi saya KKN akan dilaksanakan setelah sebulan saya melahirkan. Saya berfikir itulah saat paling repot saya mengurus bayi. Tapi, hasilnya? TIDAK BISA. Saya kehabisan jatah untuk KKN di daerah sekitar Geger Kalong. dan akhirnya saya mendapatkan di daerah Cisarua. Huffff... saya hanya bisa menghela nafas panjang. Akhirnya, suami saya mengusulkan untuk pergi ke LPPM UPI untuk meminta keringanan pelaksanaan KKN untuk saya, dan usulan itu saya terima.

Setelah bicara dengan pengurus LPPM, dan mengutarakan tujuan saya datang kesini akhirnya LPPM bersedia memberikan keringanan, asalkan ada surat rujukan dari tenaga medis yang menangani kehamilan saya. Well, akhirnya persyaratan itu saya penuhi. Dan, saya pun bisa KKN di daerah Sarijadi (5 menit dari Geger Kalong) tepatnya di Madrasah Ibtidaiyah Al-Inayah. 

Al-Inayah in LOVE

Hari ini adalah H-4 KKN saya berakhir disana, walau KKN saya berbeda dengan teman-teman pada umumnya, yang biasanya di desa terpencil, mengontrak rumah bersama, masak bersama, dan lainnya saya tetap bersyukur tiada tara kepada Alloh SWT. karena diberikan kemudahan-kemudahan. Alhamdulillah saya dapat melaksanakan tri dharma perguruan tinggi tanpa harus meninggalkan kewajiban saya sebagai istri dan ibu. Dan alhamdulillah pula Alloh memberikan teman satu kelompok KKN yang friendly dan memahami kondisi saya. Thanks So Much, guys

Dengan segala suka dan duka, syukur saya panjatkan kepada Alloh SWT. saya hampir dapat menyelesaikan masa pengabdian saya tersebut. Walau tidak mudah, tapi semuanya berusaha saya lakukan dengan baik. Dari mulai menitipkan Kifah di rumah nenek, membawa Kifah ke sekolah, menampung ASI untuk Kifah, dan masih banyak lagi hal-hal 'tidak biasa' yang saya lakukan.

At Least... walau KKN saya begitu sederhana, saya sangat menikmati kesederhanaan itu. Karena dengan kesederhanaan, kita mampu menghayati makna kekayaan suatu saat nanti (lho koq jadi kesana). hehe.. ga apa-apa dong..

Salam hangat untuk teman-teman KKN saya yang So Fun and Friendly:
Arif, Aby, Mabrudy, Zuma, Imel, Ria, Fauziah, Rinda, Ussy, Deti.

We will keep our story for our future.. 
hehe keep strong.. sabar menghadapi Bu.. K****k ya,,, 





Ramadhan Pertama #1

Loh? kenapa judulnya Ramadhan pertama? emang Ramadhan kemarin kemana aja, Bu? usia saya yang sudah mencapai angka 21 tahun ini menandakan saya telah melewati bulan suci Ramadhan kurang lebih 21 kali. betuk tidak? ya mungkin kurang lebihnya begitu. tapi, ada apa dengan Ramadhan tahun ini? jreng,,jreng..jreng..

Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan pertama saya bersama My BELOVED HUSBAND (Ijang Permana Sidik)dan My LOVELY SON (Muhammad Kifah Abdullah Sidik). Ramadhan pertama dengan suasana yang paling anyar. Yaps, jadi IRT alias Ibu Rumah Tangga dengan segala kesibukan yang luar biasa. Dari mulai ngurus rumah, suami, baby jadi rutinitas setiap hari. BOSEN? ya, kadang saya merasa seperti itu. Setahun yang lalu aktifitas saya masih seperti layaknya perempuan biasa yang tidak selalu memikirkan pekerjaan rumah, anak yang nangis ingin ini itu, dan segudang aktifitas yang "merepotkan" lainnya. SO? (so.. so.. somay kali) mau tidak mau, suka tidak suka, semuanya saya jalani dengan lapang dada, lapang hati, lapang pikiran, dan lapang segala-galanya. Karena kalau tidak bisa jadi itu jadi sumber malapetaka. (kok bisa?) menjalani kehidupan tanpa rasa ikhlas dan sabar akan memicu timbulnya STRES/DEPRESI. Betul tidak?

Kehidupan menjadi Young Wife and Young Mom itu bukanlah hal yang mudah saudara-saudara, namun bukan pula hal yang tidak mungkin dilakukan. Kalau kita berusaha, pasti semuanya bisa berjalan dengan ritme yang indah. Semuanya diperluka kerja keras, ikhlas, sabar, dan dukungan dari berbagai pihak terutama suami, anak, dan juga orang tua.

Sepertinya sudah cukup saudara-saudara. Waktunya membuat hidangan berbuka untuk maghrib nanti. Anyone wanna share? Monggo...


*ketika abi tidur dan Kifah di ayunannya...

Salam Sapa

Blog ini saya buat dengan tujuan untuk mengembalikan hobi yang telah lama hilang *lebay. Yaitu tulis menulis. berbagi cerita, menuangkan ide, menyerap inspirasi dan motivasi seputar pengalaman hidup dan pernak-perniknya.
selamat menulis (untuk saya), selamat bergabung (untuk semuanya)...