Jadi Karyawan (bobodoan)

Yaps. Dua hari sudah saya PLA di BLTKLN (Balai Latihan Tenaga Kerja Luar Negeri) yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta no.301. Sudah merasakan dua kali apel pagi setiap jam 7.30 dan satu kali apel sore jam 16.00. Alhamdulillah sejauh ini rasanya sungguh luar biasa. Apel pertama diisi dengan informasi dari pak Kepala Diklat, yakni tentang bertambahnya angka perceraian di Arab Saudi. Beliau bercerita bahwa wanita disana cenderung malas mengerjakan pekerjaan rumah. Lebih mengandalkan asisten rumah tangga (ART) ketimbang mengerjakan sendiri. Hal itulah yang memicu pertengkaran hingga berujung pada perceraian. (semoga tidak ditiru oleh wanita Indonesia ya). Bersama Lutfi Maulidi dan Ramadhona saya masih harus menghabiskan 38 Hari lagi disini.
Semangat !!!

My First Minute

Kehamilan dan masa menyusui merupakan periode yang sangat ditunggu oleh kaum wanita, Betapa tidak, setiap wanita pasti mendambakan diri menjadi seorang ibu, yakni predikat mulia yang dijanjikan syurga olehNya dan sangat predikat yg sangat dihormati oleh Rasulullah SAW. Wanita memiliki empat moment istimewa dalam hidupnya, yakni haidh, hamil, melahirkan, dan menyusui. Apabila wanita telah melewati empat "peristiwa besar" tersebut, maka lengkaplah sudah dirinya menyandang gelar wanita, istri dan juga seorang ibu.

Kehamilan Pertama
Kehamilan pertama saya justru diketahui ketika memasuki usia 8 minggu atau dua bulan. Kemana saja selama dua bulan? kok ngga kerasa? ya itulah uniknya masa kehamilan. Setiap wanita memiliki keunikan sendiri-sendiri dalam mengarungi masa kehamilannya. Bahkan ada seorang ibu yang mengetahui bahwa dirinya sedang hamil ketika memasuki usia kandungan 6 bulan. Memang hal ini seringkali terjadi, apalagi bila seorang wanita tersebut memiliki kondisi fisik yang cukup kuat dan energik. Ia bisa saja tidak merasakan perubahan yang terjadi dalam tubuhnya, karena memang gejala fisik wanita hamil mirip dengan gejala orang masuk angin atau kecapaian biasa. Namun, tidak sedikit pula wanita yang harus bedrest atau bahkan opname karena tubuhnya lemah. Semua itu bisa saja terjadi. Maka alangkah lebih baik apabila wanita yang sudah menikah memeriksakan diri ke tenaga kesehatan apabila mengalami perubahan kondisi tubuh yang dibarengi terlambat haid. Upaya ini akan memperkecil resiko hal-hal yang tidak kita inginkan. Sehingga janin dan ibu bisa sehat hingga waktunya persalinan.

Detik-detik yang Mendebarkan
Proses kehamilan biasanya berlangsung selama kurang lebih 36 minggu. Apabila janin terlahir kurang dari 36 minggu maka biasanya disebut premature. Penanganan bayi premature biasanya akan lebih intens ketimbang bayi yang lahir dalam waktu normal. Menurut angka taksiran bidan, saya akan menghadapi persalinan pada tanggal 21 Juni 2011. Tetapi alhamdulillah, sang dede bayi ingin lebih cepat menatap dunia, sehingga ia terlahir pada tanggal 12 Juni 2011. Diawali dengan rasa perut  tegang dan mulas kecil selama satu minggu sebelum persalinan. Hingga frekuensi tegang dan mulas semakin banyak sehari sebelum melahirkan. Rasa mulas itu kian sering terjadi hingga akhirnya saya segera pergi ke rumah bersalin bersama suami. Biasanya bidan akan menghitung bukaan yang terjadi pada mulut rahim hingga akhirnya sang ibu diperkenankan untuk mengejan untuk melahirkan. Setibanya saya di rumah bersalin, ternyata bukaan mulut rahim saya sudah bukaan ketiga. Beberapa jam kemudian meningkat menjadi bukaan tujuh dan kemudian sepuluh. Tepat pada jam 11.17 siang  bayi saya terlahir ke dunia. Alhamdulillah. Allah SWT melancarkan proses demi proses yang saya lewati.

My First Breastfeeding
Keajaiban pun dimulai. Menit-menit pertama menyandaang gelar seorang ibu membuat saya bingung harus bagaimana. Mungkin hormon didalam tubuh saya sedang berlomba mendominasi emosi yang harus saya keluarkan. Bahagia, tentu saja. Namun juga ada perasaan "deg-degan" tentang tata cara merawat bayi yang baru lahir. Tak berselang lama setelah persalinan, bidan membawa bayi saya yang sudah ditimbang dan dibersihkan kedalam dekapan dada saya. IMD atau Inisiasi Menyusu Dini adalah hal yang paling menakjubkan. Dimana seorang bayi yang baru lahir bersentuhan skin to skin dengan sang ibu.

Inilah babak baru setelah melahirkan, yakni menyusui. Menyusui adalah hal yang paling sulit dilakukan oleh seorang ibu, Kenapa saya berkata demikian? karena tidak sedikit ibu yang tidak mau menyusui bayinya. Mereka lebih bangga dan bahagia ketika susu formula masuk kedalam tubuh sang bayi. Karena jujur saja, ASI yang pertama kali keluar dari tubuh ibu itu tidak mengenakan. Rasa sakit, kurang nyaman, pembengkakan pada payudara membuat ibu baru menjadi depresi. Sehingga memilih susu formula sebagai jalan terbaik. Saya sendiri pun menyesal karena pada awal ASI saya belum maksimal, susu formula masuk kedalam tubuh Kifah. Namun, saya tetap berusaha untuk memberikan ASI dengan memerahnya dan dimasukkan kedalam botol susu. Tetapi hal tersebut justru memperparah keadaan, Kifah menjadi bingung puting (tidak mau menyusu langsung). Akhirnya saya pun belajar beberapa cara menyusui dengan browsing di internet. Hal itu semata agar Kifah mau menyusu langsung. Karena kalau tidak Kifah akan terus mengkonsumsi susu formula. Alhamdulillah hal itu tidak terjadi. ASI saya semakin banyak, dan Kifah semakin pintar mencari posisi menyusui. Terima kasih ya Nak, You are my inspire.

Saatnya Pumping!!!
Alhamdulillah ASI saya semakin maksimal, Kifah pun semakin berminat untuk menyusu. Tapi ada tantangan baru yang harus saya hadapi, yakni KULIAH. So, how I can do it? Dengan berbekal semangat dan antusiasme terhadap pemberian ASI ekslusif akhirnya saya browsing sebanyak mungkin tentang ASI. Dan ternyata saya menarik kesimpulan bahwa ASI BISA DISIMPAN. Alhamdulillah, Alloh memberikan jalan. Setelah mendapatkan berbagai informasi akhirnya saya bersiap untuk memerah ASI. Dengan bekal pompa bola merah yang dibeli oleh suami saya, dengan sabar saya terus menampung ASI dan menyimpannya didalam freezer. Alhamdulillah, akhirnya saya mempunyai stok ASI di kulkas. Sehingga saya merasa tenang jika Kifah ditinggal kuliah. Semakin saya sering memerah ASI ternyata ASI saya semakin banyak. Hal itu dikarenakan karena prinsip ASI adalah SUPPLY adn DEMAND. Alhasil ASI saya semakin maksimal. Seiring dengan informasi yang saya dapatkan, ternyata pompa ASI bola merah tidak baik untuk memompa ASI. Pompa tersebut hanya bisa digunakan untuk mengeluarkan/membuang ASI, tetapi tidak untuk ditampung. Dari informasi-informasi tersebut lah saya semakin banyak belajar. Alhamdulillah sekarang saya memiliki pompa ASI yang sesuai untuk kebutuhan menampung ASI.

Menjadi Ibu dan Mahasiswa
Setelah memiliki solusi atas masalah pemberian ASI ekslusif untuk Kifah, menjalani rutinitas sebagai seorang ibu dibarengi dengan menjalani kewajiban seorang mahawiswa tetaplah tidak mudah. Waktu kuliah harus disesuaikan dengan waktu menitipkan anak. Alhamdulillah ada ibu mertua yang selalu membantu saya. Hingga beliau pun ridho untuk bergantian mengasuh Kifah selama saya berada diluar rumah. So, kuliah dan kewajiban sebagai ibu tetap bisa dijalani dengan optimal. Begitupun ketika mengerjakan tugas kuliah. hampir sebagian besar tugas dikerjakan tengah malam ketika si kecil terlelap tidur.

So?
Apapun yang kita lakukan, keihlasan dan kesabaran adalah kuncinya. Mudah-mudahan Alloh SWT semakin memudahkan apa-apa yang akan saya jalani. Aamiin.

My First Minute to became a mother is the happiness for all my life time


trims to my husband, parents, family and my lovely son.

Man Jadda Wajada

Sebuah buku yang sangat inspiratif ditulis oleh Akbar Zainudin seorang santri lulusan Pesantren Gontor. Kata-katanya yang bijak dan memotivasi membuat saya ingat kembali mahfudzot yang satu ini. Mahfudzot atau pribahasa dalam bahasa Arab ini pernah sebentar saya pelajari di bangku SMP, dan kalimat MAN JADDA WAJADA inilah kalimat yang paling saya ingat sepanjang saya mempelajari Mahfudzot tersebut.

Man jadda wajada, barang siapa bersungguh maka ia akan dapat membuat obsesi saya kembali bangkit dalam mencapai target-target kehidupan saya. Man jadda wajada membuat saya berfikir ulang mengenai makna semangat untuk memperjuangkan kehidupan yang sesungguhnya. Alangkah bodohnya diri ini bila terus bermalas-malasan dan menyia-nyiakan waktu. Padahal kesuksesan itu ditempuh dengan jalan yang sulit, melalui proses yang membutuhkan pengorbanan.

Kesuksesan akan didapatkan dengan kesungguhan dan kegagalan terjadi akibat kemalasan. Bersungguh-sungguhlah maka kamu akan mendapatkan dengan segera apa yang kamu cita-citakan. -Sholahuddin As-Supandi-

Menghindar Resiko Alergi pada Bayi (Berbagi Pengalaman)

Saat Kifah berusia 2 bulan muncul sebuah bintik merah di pipi kanannya. Awalnya, saya mengira itu hanya bintik biasa yang akan hilang dengan sendirinya. Karena memang ketika  dioleskan bedak bayi, bintik itu lama-kelamaan menghilang. Namun, ketika memasuki usia 3 bulan, bintik merah tersebut semakin banyak dan tersebar di pipi bagian kanan dan kiri. Saya pun mengira bahwa putra saya mengalami iritasi produk bayi, karena memang pada waktu itu saya menggunakan baby cream untuk merawat kelembapan kulit.

Namun, lama kelamaan merah tersebut tersebar ke daerah dada, perut, tangan, dan kaki. Sehingga pada akhirnya saya memutuskan untuk membawa Kifah ke dokter untuk melakukan pemeriksaan.
Setelah diperiksa ternyata Kifah positif terkena Dermatitis Atopic. Dermatitis Atopic adalah suatu reaksi alergi yang biasanya dibawa oleh faktor genetika. Kajian lengkap mengenai DA dapat diakses di http://childrenallergyclinic.wordpress.com/2009/05/17/dermatitis-atopik/

Setelah mendapatkan pengobatan dari dokter, alergi yang dialami Kifah tidak serta merta sembuh. Sehingga saya memutuskan untuk membawa Kifah ke dokter spesialis anak. Nah, disinilah alergi Kifah mulai teridentifikasi. Ternyata anak saya itu alergi terhadap protein yang ada pada susu sapi. Memang, beberapa hari setelah melahirkan (ASI belum keluar maksimal) Kifah mendapat asupan Susu Formula. Dan ternyata Susu Formula inilah biang keladi alergi yang dialami Kifah. 
Alhamdulilah setelah mendapatkan pengobatan, Kifah berangsur sembuh walaupun kadang masih ada ruam kemerahan pada daerah sekitar pipi dan tangan. 

Saran untuk bunda-bunda yang melihat tanda alergi seperti yang dialami anak saya:
1. Hentikan pemberian susu formula yang berbahan dasar susu sapi apabila terdapat ruam kemerahan pada  tubuh anak. 
2. Ganti susu formula (apabila menggunakan sufor sapi) dengan sufor berbahan dasar kedelai.
3. Oleskan cream hydrocortison 1 persen pada daerah yg kemerahan.
4. ASI ekslusif lebih baik, untuk menghindari resiko alergi.

Semoga Bermanfaat :)



Rezeki: Setengah Kosong Setengah Isi

Pernah baca buku Setengah Kosong Setengah Isi karya Parlindungan Marpaung? Kalau saya sendiri sih belum. (hehe). Tetapi Alhamdulillah saya pernah bertemu langsung dengan penulisnya ketika menjadi panitia sebuah pelatihan di PT.Kereta Api Indonesia. Dan ternyata beliau (penulis SKSI:red) adalah seorang karyawan di PT.KAI. Saya tidak akan membicarakan isi buku tersebut, apalagi penulisnya (yaiyalah), saya hanya menyukai judul buku tersebut yaitu Setengah Kosong Setengah Isi. Why? kalimat tersebut memberikan suatu cara bagi kita dalam menilai suatu masalah, yakni dengan positif thinking kah? atau negatif thinking kah?
semua itu tergantung apa yang kita yakini. Betul tidak?

Beralih kepada konsep rezeki, mengapa saya menganggapnya setengah kosong setengah isi? ya, karena kadang kita memandang rezeki sebagai setengah kosong setengah isi. Kebanyakan dari kita sibuk untuk menunggu dan menantikan rezeki yang akan datang kepada kita.  Karena sibuk menghitung-hitungnya, maka kita lupa untuk mengkalkulasi apa yang sesungguhnya telah kita terima. 
Kebanyakan dari kita juga menganggap rezeki adalah sebuah angka atau nominal yang selanjutnya dikaitkan dengan selembar kertas bernama uang. Wajar memang, karena uang dengan sangat mudah kita hitung. Berbeda dengan rezeki lain yang "kasat mata" alias "tidak tampak". Seperti, kesehatan, keamanan, kenyamanan, kecerdasan, dan lain sebagainya. 

Tidak banyak orang yang menyadari bahwa rezeki itu sedang berada disekitarnya bahkan didalam dirinya. Jika saat ini kita masih mampu bernafas dan melakukan banyak aktifitas dengan begitu mudahnya, maka sesungguhnya kita sedang menerima rezeki yang tidak putus-putusnya dari Alloh SWT. Sebagai seorang Young Wife dan Young Mom pun saya menyadari begitu banyak rezeki yang saya terima dari Alloh SWT. bukan berupa nominal uang memang, namun jika dikonversi dengan mata uang rezeki yang saya terima itu sangatlah besar. Contohnya ketika saya hamil dan melahirkan hingga menyusui sekarang. Alhamdulillah kehamilan saya tidak mengalami gangguan sedikit pun. Padahal diluar sana banyak sekali wanita hamil yang harus berjuang mati-matian mempertahankan kehamilannya agar selalu sehat bahkan hingga harus dirawat di rumah sakit. Tentunya cost rumah sakit tidaklah murah. Kemudian saat melahirkan, tidak sedikit wanita yang melahirkan dengan cara caesar karena faktor kondisi tubuh ibu, kondisi bayi, dan lain sebagainya. Tentunya ini juga mengeluarkan cost yang tidak sedikit dibandingkan melahirkan dengan cara normal. Selanjutnya pada saat menyusui. Disaat banyak ibu yang memberi buah hatinya susu formula (yang tentunya tidak murah harganya), justru Alloh memberikan ASI yang melimpah bagi bayi saya. 

Subhanallah... Wal Hamdulillah.. Alloh telah memberikan banyak rezeki kepada saya. Yang mungkin jika dikonversi kedalam bentuk uang memiliki nominal yang sangat tinggi. Maka dari itu, saya menyebut rezeki itu setengah kosong setengah isi. Yakni menghitung yang akan datang (belum ada) atau mensyukuri yang sudah kita terima (walaupun bukan dalam bentuk uang). 

"....dan jika kamu bersyukur maka akan Ku tambahkan. Dan jika kamu kufur, maka azabku sangat perih" (Al-Qur'an)

Ramadhan Pertama #2 (episode KKN)

Saya menulis catatan ini disela-sela Kifah yang lagi bobo dipangkuan karena hidungnya yang mampet karena flu (get well soon ya my son). Episode KKN ini saya dedikasikan untuk mata kuliah 2 sks yang menyita banyak energi, waktu, dan juga materi *lebay. Ya bagaimana tidak, kita harus terjun ke lapangan (tepatnya ke sekolah) untuk mengabdi kepada masyarakat berbekal ilmu yang kita dapat di bangku kuliah dengan dana swadaya dan seadanya. 

Dari Cisarua ke Sarijadi

Waktu itu kehamilan saya memasuki usia 34 minggu, tandanya sekitar 2 minggu lagi saya akan memasuki detik-detik melahirkan (lagi deg-degan nih ceritanya). Dan pada saat yang bersamaan pendaftaran KKN online dibuka. Otomatis saya harus segera mendaftarkan diri. Namun, karena sistem on line ini "agak bermasalah" banyak yang mengeluhkan tentang susahnya log in dan mencari lokasi KKN termasuk saya. Saya berencana untuk KKN di daerah yang berdekatan dengan rumah ibu di geger kalong. Karena prediksi saya KKN akan dilaksanakan setelah sebulan saya melahirkan. Saya berfikir itulah saat paling repot saya mengurus bayi. Tapi, hasilnya? TIDAK BISA. Saya kehabisan jatah untuk KKN di daerah sekitar Geger Kalong. dan akhirnya saya mendapatkan di daerah Cisarua. Huffff... saya hanya bisa menghela nafas panjang. Akhirnya, suami saya mengusulkan untuk pergi ke LPPM UPI untuk meminta keringanan pelaksanaan KKN untuk saya, dan usulan itu saya terima.

Setelah bicara dengan pengurus LPPM, dan mengutarakan tujuan saya datang kesini akhirnya LPPM bersedia memberikan keringanan, asalkan ada surat rujukan dari tenaga medis yang menangani kehamilan saya. Well, akhirnya persyaratan itu saya penuhi. Dan, saya pun bisa KKN di daerah Sarijadi (5 menit dari Geger Kalong) tepatnya di Madrasah Ibtidaiyah Al-Inayah. 

Al-Inayah in LOVE

Hari ini adalah H-4 KKN saya berakhir disana, walau KKN saya berbeda dengan teman-teman pada umumnya, yang biasanya di desa terpencil, mengontrak rumah bersama, masak bersama, dan lainnya saya tetap bersyukur tiada tara kepada Alloh SWT. karena diberikan kemudahan-kemudahan. Alhamdulillah saya dapat melaksanakan tri dharma perguruan tinggi tanpa harus meninggalkan kewajiban saya sebagai istri dan ibu. Dan alhamdulillah pula Alloh memberikan teman satu kelompok KKN yang friendly dan memahami kondisi saya. Thanks So Much, guys

Dengan segala suka dan duka, syukur saya panjatkan kepada Alloh SWT. saya hampir dapat menyelesaikan masa pengabdian saya tersebut. Walau tidak mudah, tapi semuanya berusaha saya lakukan dengan baik. Dari mulai menitipkan Kifah di rumah nenek, membawa Kifah ke sekolah, menampung ASI untuk Kifah, dan masih banyak lagi hal-hal 'tidak biasa' yang saya lakukan.

At Least... walau KKN saya begitu sederhana, saya sangat menikmati kesederhanaan itu. Karena dengan kesederhanaan, kita mampu menghayati makna kekayaan suatu saat nanti (lho koq jadi kesana). hehe.. ga apa-apa dong..

Salam hangat untuk teman-teman KKN saya yang So Fun and Friendly:
Arif, Aby, Mabrudy, Zuma, Imel, Ria, Fauziah, Rinda, Ussy, Deti.

We will keep our story for our future.. 
hehe keep strong.. sabar menghadapi Bu.. K****k ya,,, 





Ramadhan Pertama #1

Loh? kenapa judulnya Ramadhan pertama? emang Ramadhan kemarin kemana aja, Bu? usia saya yang sudah mencapai angka 21 tahun ini menandakan saya telah melewati bulan suci Ramadhan kurang lebih 21 kali. betuk tidak? ya mungkin kurang lebihnya begitu. tapi, ada apa dengan Ramadhan tahun ini? jreng,,jreng..jreng..

Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan pertama saya bersama My BELOVED HUSBAND (Ijang Permana Sidik)dan My LOVELY SON (Muhammad Kifah Abdullah Sidik). Ramadhan pertama dengan suasana yang paling anyar. Yaps, jadi IRT alias Ibu Rumah Tangga dengan segala kesibukan yang luar biasa. Dari mulai ngurus rumah, suami, baby jadi rutinitas setiap hari. BOSEN? ya, kadang saya merasa seperti itu. Setahun yang lalu aktifitas saya masih seperti layaknya perempuan biasa yang tidak selalu memikirkan pekerjaan rumah, anak yang nangis ingin ini itu, dan segudang aktifitas yang "merepotkan" lainnya. SO? (so.. so.. somay kali) mau tidak mau, suka tidak suka, semuanya saya jalani dengan lapang dada, lapang hati, lapang pikiran, dan lapang segala-galanya. Karena kalau tidak bisa jadi itu jadi sumber malapetaka. (kok bisa?) menjalani kehidupan tanpa rasa ikhlas dan sabar akan memicu timbulnya STRES/DEPRESI. Betul tidak?

Kehidupan menjadi Young Wife and Young Mom itu bukanlah hal yang mudah saudara-saudara, namun bukan pula hal yang tidak mungkin dilakukan. Kalau kita berusaha, pasti semuanya bisa berjalan dengan ritme yang indah. Semuanya diperluka kerja keras, ikhlas, sabar, dan dukungan dari berbagai pihak terutama suami, anak, dan juga orang tua.

Sepertinya sudah cukup saudara-saudara. Waktunya membuat hidangan berbuka untuk maghrib nanti. Anyone wanna share? Monggo...


*ketika abi tidur dan Kifah di ayunannya...